Sabtu, 17 Mei 2008

pertukaran kebudayaan tiongkok-afrika

Rombongan kesenian dan seniman seniwati dari lima negara Afrika, antara lain, Mesir, Afrika Selatan, Mauritius, Gabon dan Kongo (Kinsasa) menggelar pertunjukan kesenian " Malam Afrika " di Beijing pada tanggal 25 November. Sementara itu, di Museum Nasional Tiongkok diadakan pameran karya koleksi kesenian Afrika. Selama 50 tahun sejak penggalangan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Afrika, pertukaran antara kedua pihak terus meningkat dan semakin erat pada tahun-tahun belakangan ini, sehingga telah meningkatkan saling mengenal dan persahabatan antara rakyat Tiongkok dan rakyat Afrika. Berikut laporan wartawan kami.

Saudara pendengar, yang Anda dengar sekarang adalah pertunjukan opera tari " Kecantikan Kebudayaan " yang dipentaskan oleh rombongan kesenian Umkhonto Afrika Selatan pada " Malam Afrika ". Para aktor dan aktris dengan musik dan tari yang aneka ragam memanifestasikan kebudayaan unik dari Afrika Selatan. Pertunjukan yang antusias dan bebas menginspirasikan setiap penonton. Seusai pertunjukan Malam Afrika, wartawan mewawancarai salah seorang penonton Tiongkok.

" Saya merasa pertunjukannya sangat mengharukan karena digelarnya dari lubuk hati, dan juga hasil bakatnya. Saya terkejut sekali melihat pertunjukannya, dan untuk pertama kali saya merasakan kedinamisan yang benar-benar hidup. Menurut saya, pertunjukannya bagus sekali."

" Saya berpikir baik sekali untuk saling mengenal, kalau tidak, kami sungguh-sungguh tidak mengetahui kesenian dan kebudayaan Afrika. Saya merasa pertunjukannya banyak yang berasal dari kehidupannya, kelihatannya tulus dan justru seperti apa adanya, sedikit pun tidak dibuat-buat. Dari pertunjukannya dapat dibayangkan bagaimana kebudayaannya yang berciri khas sendiri. Pendek kata, pertunjukannya bernuansa tebal kehidupan."

Untuk menyemarakkan suasana perayaan genap 50 tahun pembukaan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Afrika, di Museum Nasional Tiongkok saat ini tengah diadakan pameran yang berjudul " Dari Afrika ", dalam mana dipamerkan 300 lebih barang kesenian, antara lain, karya ukiran, lukisan, barang anyam dan porselin dari 20 lebih negara Afrika. Dari pameran itu, para penonton akan dapat menyaksikan kesenian Afrika yang benar-benar asli.

Ini hanya merupakan klimaks yang kecil-kecilan dalam pertukaran kebudayaan Tiongok-Afrika. Pada hal, selama tahun-tahun belakangan ini, pertukaran kebudayaan Tiongkok-Afrika kerap kali diadakan, dan sempat memberikan kesan mendalam pada tahun 2004 melalui penggelaran kegiatan kesenian " Berjumpa di Beijing tahun 2004". Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 200 seniman seniwati dari rombongan-rombongan kesenian 9 negara Afrika masing-masing mengadakan pertunjukan keliling di Beijing dan beberapa kota di Provinsi Hunan, Tiongkok Tengah. Bersamaan dengan itu, diadakan pula tiga pameran pada waktu serentak tentang pemandangan alam, adat istiadat dan kesenian Afrika. Sementara itu, Tiongkok mengirim pula sejumlah rombongan kesenian ke Afrika dan menyelenggarakan pameran tentang kebudayaan Tiongkok di negeri-negeri Afrika. Pameran-pameran dan pertunjukan kesenian yang digelar di 27 negara dan daerah di Afrika itu sempat menimbulkan reaksi ramai dan disambut hangat di negara-negara Afrika.

Afrika dan Tiongkok berjarak jauh pada geografisnya, akan tetapi selama 50 tahun ini, pertukaran kebudayaan Tiongkok-Afrika terus memelihara momentum perkembangan yang kondusif. Sejauh ini, antara Tiongkok dan negara-negara Afrika telah ditandatangani 156 kesepakatan kebudayaan. Selain itu, Tiongkok dan Afrika kerap kali saling mengadakan festival kebudayaan dan kesenian, serta melakukan petukaran dan kerja sama di bidang-bidang buku, penerbitan, pers, radio, film, televisi dan pengembangan sumber tenaga manusia.

Wakil Direktur Utama Pusat Pameran Kesenian Tiongkok dengan Luar Negeri, Wan Jiyuan pernah berkali-kali berkunjung ke Afrika untuk melakukan pertukaran kebudayaan, dan menyelenggarakan pameran tentang Afrika di Tiongkok. Ia mengatakan: "Pertukaran kebudayaan Tiongkok-Afrika sudah lama diadakan. Kami pernah mengirim banyak rombongan kesenian ke Afrika, sementara itu kami juga mengadakan pameran-pameran karya ukir dan barang-barang kerajinan tangan Afrika di Tiongkok. Kami mensponsori pula banyak pertunjukan tari Afrika. Saya merasa pertukaran Tiongkok-Afrika mempunyai prospek yang cerah. Kesenian dan kebudayaan Afrika sangat berbeda dengan Tiongkok, tapi perbedaan itu dapat saling mengisi, karena masing-masing merasa tertarik oleh kebudayaan pihak lain."

Selain kegiatan pertukaran yang dilakukan antar pemerintah, pertukaran rakyat antara Tiongkok dan Afrika juga semakin bertambah. Pasangan istri Li Songshan dan Han Rong menetap di Tanzania jauh pada tahun 1990an. Selain perdagangan, pasangan suami-istri yang berhobi koleksi itu melakukan penelitian tentang ukiran kayu Makonde setempat. Sekarang mereka telah mengoleksi 10.000 lebih karya ukiran kayu Makonde. Sementara itu, mereka mendirikan pula Museum Kesenian Makonde di Tanzania, bersama dengan seniwan negeri itu mendirikan Persatuan kesenian Makonde Tanzania, dan Klub Kesan Afrika di Beijing dalam rangka mendorong pertukaran kesenian Tiongkok-Afrika. Dalam wawancaranya dengan wartawan, Li Songshan mengatakan:

" Kami sangat tertarik pada kebudayaan Afrika. Afrika adalah sumber kelahiran umat manusia, dan hanya melalui penelitian dapat kita mengetahui tentang kebudayaan, filsafat dan kesenian Afrika. Afrika adalah sumber kesenian manusia di banyak bidang, dan itulah sebabnya kami mengambil keputusan untuk melakukan penelitian ke Afrika."

Setelah memasuki abad baru, hubungan kebudayaan Tiongkok-Afrika maju terus dalam kerangka Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika. Xie Fei dari Kementerian Kebudayaan Tiongkok mengatakan: " Pertukaran kebudayaan Tiongkok-Afrika secara keseluruhan terus meningkat, dan telah mengalami perubahan nyata pada tahun-tahun belakangan ini, baik secara kuantitas maupun secara kualitas."

Menurut keterangan, kini pemerintah Tiongkok memiliki 6 pusat kebudayaan di luar negeri, 3 di antaranya berada di Mesir, Benin dan Mauritius. Dengan digelarnya seminar, pertunjukan, pameran dan kursus, pusat-pusat kebudayaan itu berperan sebagai jembatan penting bagi pertukaran dan kerja sama Tiongkok-Afrika di bidang kebudayaan.


Tidak ada komentar: